Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah fase penting di mana siswa mulai mengembangkan potensi diri, tidak hanya dalam aspek akademis, tetapi juga dalam perkembangan keterampilan inovatif yang akan sangat dibutuhkan di masa depan. Di era yang terus berubah dengan cepat, kemampuan berpikir kreatif, memecahkan masalah, dan beradaptasi menjadi krusial. Oleh karena itu, SMP kini semakin fokus pada bagaimana mengembangkan potensi ini, membekali siswa dengan kompetensi yang relevan untuk menghadapi tantangan global.
Kurikulum Merdeka menjadi landasan utama bagi SMP dalam mengembangkan potensi keterampilan inovatif siswa. Kurikulum ini mendorong pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) dan pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning), yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi orisinal. Misalnya, melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), siswa diajak untuk menciptakan produk atau solusi inovatif yang relevan dengan isu-isu di sekitar mereka. SMPN 7 Surabaya, pada 12 Juli 2025, meluncurkan proyek P5 bertema “Teknologi Ramah Lingkungan” di mana siswa kelas VIII berhasil merancang dan membuat prototipe sistem irigasi tetes sederhana yang efisien untuk kebun sekolah. Ini adalah “Metode Efektif” yang mendorong siswa untuk berpikir di luar kotak.
Selain itu, program ekstrakurikuler di SMP juga menjadi wadah penting untuk mengembangkan potensi keterampilan inovatif. Klub robotika, sains, seni, atau bahkan klub jurnalistik, semuanya memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi minat mereka dan mengasah kemampuan di luar lingkup kurikulum formal. Sekolah juga seringkali menyediakan fasilitas pendukung seperti laboratorium sains yang lebih lengkap, ruang kreativitas, atau akses ke perangkat teknologi. Sebuah laporan dari Dinas Pendidikan Kota Semarang pada 20 Juni 2025 menunjukkan bahwa jumlah siswa SMP di kota tersebut yang terlibat dalam klub robotika meningkat 40% dalam tiga tahun terakhir, menandakan tingginya minat dan dukungan sekolah terhadap pengembangan keterampilan teknologi.
Peran guru dalam mengembangkan potensi ini sangat vital. Guru tidak lagi hanya berperan sebagai penyampai materi, tetapi sebagai fasilitator, motivator, dan mentor yang mendorong siswa untuk bertanya, bereksperimen, dan tidak takut membuat kesalahan. Mereka menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif, di mana ide-ide baru dihargai dan kolaborasi ditekankan. Program pelatihan guru tentang metode pengajaran inovatif juga terus digalakkan untuk memastikan guru memiliki kapasitas yang memadai dalam membimbing siswa. Dengan fokus yang kuat pada mengembangkan potensi keterampilan inovatif, SMP berupaya melahirkan generasi yang tidak hanya siap menghadapi masa depan, tetapi juga mampu menciptakan masa depan yang lebih baik melalui ide-ide dan solusi-solusi kreatif mereka.