Mengenal Kurikulum Merdeka di Tingkat SMP: Tantangan dan Peluang Baru

Perubahan dalam sistem pendidikan merupakan hal yang dinamis dan esensial untuk menjawab tantangan zaman. Di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), implementasi Kurikulum Merdeka telah menjadi fokus utama, membawa angin segar sekaligus tuntutan penyesuaian baru. Oleh karena itu, penting bagi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari guru, siswa, hingga orang tua, untuk memahami esensinya melalui Mengenal Kurikulum Merdeka secara mendalam. Kurikulum ini dirancang dengan tujuan utama menciptakan pembelajaran yang lebih fleksibel, mendalam, dan relevan dengan kebutuhan siswa dan perkembangan dunia kerja. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dirilis pada Rapat Kerja Nasional Pendidikan pada Kamis, 17 Agustus 2023, lebih dari 70% satuan pendidikan di jenjang SMP secara bertahap telah mengadopsi kurikulum ini dalam berbagai level kemandirian. Perubahan ini menuntut pendekatan yang berbeda dari kurikulum sebelumnya, terutama dalam hal pengembangan karakter dan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Tantangan terbesar dalam mengimplementasikan kurikulum ini di tingkat SMP adalah perubahan pola pikir. Bagi guru, Kurikulum Merdeka menuntut mereka beralih dari peran penceramah menjadi fasilitator dan mentor. Mereka harus mampu merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning) dan menyesuaikan materi ajar dengan kecepatan serta minat siswa yang beragam. Dalam sebuah wawancara dengan petugas dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) wilayah Jawa Tengah, Bapak Bambang Sudaryanto, S.Pd., pada hari Senin, 4 Maret 2024, beliau menyebutkan bahwa resistensi awal terhadap perubahan metode ajar merupakan hambatan utama, namun pelatihan dan pendampingan yang intensif terbukti mampu meningkatkan kepercayaan diri guru. Selain itu, ketersediaan sumber daya dan infrastruktur teknologi yang merata juga menjadi isu krusial. Sekolah yang berada di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) membutuhkan dukungan ekstra agar tidak tertinggal dalam proses transformasi ini.

Meskipun terdapat tantangan, Mengenal Kurikulum Merdeka juga membuka banyak peluang baru yang signifikan. Peluang pertama terletak pada pengembangan kompetensi siswa secara holistik. Dengan adanya P5, siswa didorong untuk terlibat dalam proyek lintas disiplin ilmu, yang secara langsung melatih mereka dalam berpikir kritis, berkolaborasi, dan memiliki kepedulian sosial. Contohnya, di SMP Tunas Bangsa, pada bulan Desember 2023, siswa kelas VIII berhasil menyelesaikan proyek P5 bertema kewirausahaan dengan membuat produk daur ulang yang kemudian dijual di acara bazar sekolah, melatih mereka tidak hanya dalam keterampilan teknis tetapi juga nilai-nilai gotong royong dan kemandirian. Peluang kedua adalah fleksibilitas waktu belajar. Kurikulum ini memberikan ruang lebih bagi sekolah untuk mengatur jam pelajaran agar lebih proporsional antara intrakurikuler dan kokurikuler (P5), sehingga siswa tidak merasa terbebani oleh jadwal yang kaku.

Penting untuk dipahami bahwa keberhasilan Mengenal Kurikulum Merdeka dan implementasinya sangat bergantung pada kolaborasi semua pihak. Orang tua diharapkan tidak lagi fokus hanya pada nilai akademik, tetapi juga pada perkembangan karakter dan keterampilan hidup anak. Sekolah harus secara rutin mengadakan sosialisasi dan lokakarya untuk menyamakan persepsi antara guru, siswa, dan orang tua. Dengan fokus pada pengembangan potensi siswa secara individual dan menciptakan lingkungan belajar yang merdeka dari tekanan, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang adaptif, kreatif, dan memiliki Profil Pelajar Pancasila yang kuat, siap menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.